Rabu, 25 Januari 2012

Allah Maha Melihat dan Maha Mengawasi

"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan, Dialah yang maha halus lagi maha mengetahui." (QS.AL-An'aam :103 Sejatinya Allah Maha Melihat dan Maha Mengawasi. 60 detik dalam semenit, 60 menit dalam sejam,24 jam dalam sehari, tujuh hari dalam seminggu, tidak pernah sekejap mata pun Dia lepas penglihatan dan pengawasan-Nya terhadap kita. sebagai orang yang mengaku beriman kepada-Nya, jelas harus juga mengakui keimanan akan penglihatan dan pengawasan Allah ini.Ditambah lagi dengan kesejatian bahwa Allah Maha Memiliki Balas, disamping tentunya Dia Maha Mengampuni. Tidak mungkin sebagai orang yang beriman, lalu kita tidak mengetahui sebagai kecil sifat-sifat-Nya yang sudah disebutkan diatas tadi (Maha Melihat, Maha Mengawasi, Maha Membalas.) lantaran nafsu dan lemahnya iman kita sejalan seolah kita berjalan tanpa adanya Allah di kehidupan kita. 1. Kita dengan mudah meninggalkan shalat, atau men-ta'khir-kannya (mengerjakan di akhir waktu atau mengerjakannya dengan kemalasan). pun kita beribadah lainnya dengan berat, puasa, sedekah/zakat, berhaji dan yang lainnya, tanpa menyadari bahwa hal itu harus kita lakukan karena Allah meminta kita beribadah kepada-Nya, sekaligus sebagai bukti syukur dan bukti kecintaan kita kepada-Nya. 2. kita makan rezeki orang dengan santainya. seakan tidak tahu bahwa Allah Maha Mengawasi. 3. Kita kumpulkan harta haram dengan entengnya. seakan tidak tahu bahwa Allah Maha Melihat. 4. Kita sakiti orang dengan mudahnya. Seakan tidak tahu bahwa Allah Maha Membalas. 5. Kita buat diri kita menjadi pabrik dosa pabrik maksiat. Seakan kita tidak akan pernah mati, dan tidak akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan segala amal ketika di dunia. semua ini menjadi bukti bahwa tiada iman sebenarnya dalam hati kita (atau sedikit,dengan cahaya iman yang hampir pudam). Syahadat yang kita ucapkan dalam shalat, atau minimal ketika menikah, menjadi pertanyaan ulang kualitasnya. Padahal syahadat adalah mempersaksikan bahwasannya tiada ada tuhan selain Allah dan bahwasannya Muhammad utusan Allah. Kenyataannya? Dalam beribadah dan bermuamalah kita tidak seperti hamba Allah dan ummat Rasullah Saw. Lihat saja satu hal ini, mengaku ummat Nabi Muhammad, tapi menjalankan shalat sunnah dan puasa sunnah sangat jarang.....selain mudah melakukan maksiat dan dosa. kita tahu Allah, tapi kita seperti tidak tahu, kita mengenal Allah, tapi seperti tidak mengenal-Nya. Tahu sekedar tahu, kenal sekedar keal. tak berbekas, dan tak berpengaruh di kehidupan. Apakah ini yang dinamakan iman...?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar